Ribuan jarum bak menembus kalbu
Punggung yang dahulu berdiri tegak
Kini tampak rapuh tak berdaya
Dunia, sudah tak lagi digenggamnya
Dia menyerah,
Menerima segala kekejian semesta
Netra yang dulu memantulkan birunya asa
Kini terpejam, menyembunyikan binarannya
Dia menyerah,
Menerima takdir yang membawanya pada nirwana
Memilih untuk hidup dalam kebahagiaan fana
Sekelebat sosok di masa lalu datang
Sekadar bersua ria
Puncak kebahagiaan yang ingin dimilikinya
Angan hampa masa muda yang mulai terbenam masa
Kepingan salju mulai menuruni cakrawala
Aku di sana, menatapnya dengan linangan air mata
Sebesar apapun aku menyayanginya
Dia tak akan kembali padaku
_Arr
