Mahasiswa UNS menggelar aksi doa bersama dan pernyataan sikap di Boulvard UNS, Rabu, 29 Oktober 2025. Aksi ini merupakan simbolisasi dalam mengenang tragedi Gilang Endhi, mahasiswa UNS yang meninggal saat diklatsar UKM Menwa pada 25 Oktober 2021.
Mahasiswa Universitas Sebelas Maret menggelar aksi ‘Merawat Ingat, Melawan Lupa, Menelisik Tragedi GE’ di Boulvard UNS sekitar pukul 17.00-18.00 WIB. Aksi ini diawali dengan orasi terkait tragedi meninggalnya Gilang Endhi dalam kegiatan Diklatsar Menwa, serta tuntutan penghapusan UKM Menwa dari lingkungan kampus.
Mahasiswa menyerukan kembali kasus GE yang terjadi pada 25 Oktober 2021, kasus ini bermula ketika Gilang Endhi (GE) yang pada saat itu mengikuti kegiatan Diklatsar oleh UKM Menwa yang dilaksanakan di Jurug, Surakarta. Tragisnya, GE diduga mendapatkan tindak kekerasan yang menyebabkan GE meninggal dunia pada saat Diklatsar tersebut.
Aksi seperti ini telah rutin digelar setiap tahunnya sebagai simbol mengenang tragedi GE yang terjadi empat tahun silam. “Aksi ini mulai berlangsung pada tahun 2021 hingga tahun 2025, setiap bulan Oktober secara rutin,” ungkap Thariq selaku ketua BEM FISIP UNS (29/10).
Feri Nugroho, koordinator lapangan dari BEM SV UNS menyebutkan bahwa fungsi Resimen Mahasiswa (Menwa) sudah tidak relevan lagi terhadap lingkungan kampus. “Kami cukup waspada apabila Menwa aktif kembali, karena mereka sudah melanggar aturan berat dan relevansinya terhadap zaman sekarang sudah tidak ada,” ujarnya (29/10).
Renovasi gedung Menwa belakangan ini menimbulkan beragam spekulasi dari mahasiswa. “Renovasi gedung Menwa yang sudah tidak digunakan, sementara peraturan Rektor menyebutkan bahwa Menwa dibekukan sampai tenggat waktu yang tidak ditentukan, ini menjadi informasi yang tidak jelas dan indikasi Menwa dapat aktif kembali,” ucap Thariq (29/10).
Mahasiswa berharap aksi seperti ini dapat rutin dilaksanakan tiap tahunnya sebagai wadah informasi dan peringatan kewaspadaan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa baru bahwa kekerasan pernah terjadi di lingkungan kampus. “Semoga kampus bisa berbenah dan memberi ketegasan yang jelas dalam kasus kekerasan. Kemudian setiap tahunnya harus ada acara simbolis seperti ini lagi. Menwa juga perlu dihapuskan karena sudah tidak sejalan dengan kondisi kita sekarang,” ungkap Aji, BEM SV UNS secara tegas (29/10).
Harapan serupa turut disampaikan Feri, “Aksi ini merupakan sikap tegas untuk mengenang tragedi GE dan sebagai sanksi sosial terhadap pihak yang bersangkutan. Kami mahasiswa juga menuntut kepada Rektorat, bahwa kekerasan di dalam kampus itu tidak bisa di normalisasi,” tuturnya (29/10).
_Syiva Alifah
