Penyerangan ransomware terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 berimbas pada layanan website KIP-K, sehingga pada akhir Juni lalu website KIP-K tidak dapat diakses para mahasiswa yang mendaftar.
Pada 20 Juni 2024, Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 mengalami peretasan akibat ransomware yang berdampak pada error-nya website KIP-K. Terhitung lebih dari 3000 pendaftar KIP-K di UNS tidak dapat mengakses website tersebut. Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Ana Fitri, mengatakan bahwa database pendaftar KIP-K hilang akibat peretasan tersebut. “Jadi, kan data itu sinkron antara data yang di UNS dengan laman Kemendikbud,” ujar Ana (7/8). UNS sendiri telah memiliki data cadangan dari data yang hilang, tetapi data tersebut tidak valid karena tidak sinkron lagi dengan laman milik Kemendikbud.
Dampak dari error-nya website KIP-K ini paling terasa di kalangan mahasiswa pendaftar jalur Seleksi Mandiri. Banyak dari mereka yang tidak terverifikasi sebagai pendaftar KIP-K pada saat pengisian biodata di laman SPMB UNS. Sebagai solusinya, pihak SPMB UNS memberikan Google Formkhusus bagi pendaftar KIP-K jalur Seleksi Mandiri untuk melakukan verifikasi dan validasi. Sebaliknya, mahasiswa yang masuk melalui jalur SNBP dan SNBT tidak begitu merasakan dampaknya karena mereka sudah mendaftar jauh sebelum website ini error. Hanya saja, ketika proses daftar ulang mereka sempat tidak dapat mengklik menu‘Ajukan KIP-K’ di Ondesk Siakad. “Buat saya, mungkin gak ada dampak buruknya ya. Kecuali data-datanya hilang jadi harus upload ulang,” papar Nayla, salah satu mahasiswa baru pendaftar KIP-K yang lolos melalui jalur SNBT (10/8).
Keluarga Solid Mahasiswa Bidikmisi (Komadiksi) UNS menjadi salah satu wadah bagi para mahasiswa pendaftar KIP-K untuk bertanya terkait kendala yang dialami. “Dari kampus tidak memberikan informasi apapun mengenai KIP-K secara langsung, tetapi kami diarahkan oleh pihak Komadiksi UNS secara keseluruhan,” jelas Nayla (10/8). Banyak sekali pertanyaan dari mahasiswa pendaftar KIP-K kepada pihak Komadiksi UNS yang masuk lewat akun Instagram mereka. “Perannya Komadiksi adalah menjadi CP atau menjadi tempat teman-teman Maba untuk bertanya,” ujar Ummu, Wakil Ketua Umum Komadiksi UNS (14/8). Selain itu, Komadiksi UNS juga melakukan konsultasi dengan pihak SPMB UNS, UPT TIK, dan Akademik UNS terkait keluhan yang dialami mahasiswa pendaftar agar informasi yang disampaikan kepada mahasiswa lebih valid.
Terhitung sejak 29 Juli 2024, website KIP-K sudah mulai dapat diakses oleh mahasiswa pendaftar. Tahapan yang harus dilakukan pendaftar selanjutnya adalah reclaim beasiswa. Di UNS sendiri, pihak kemahasiswaan menginformasikan hal tersebut melalui pesan broadcast WhatsApp. “Jadi yang kemarin sudah mendaftar dan sinkronisasi dengan laman KIP-K itu mereka bisa mendaftar kembali. Itu sih mitigasi kita,” jelas Ana Fitri saat diwawancarai Rekan Motivasi (7/8).
Selain itu, banyak pihak lain yang ikut berperan dalam memasifkan penyebaran informasi terkait reclaim ini, salah satunya adalah Komadiksi UNS. Ummu Masruroh mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Adkesma BEM UNS untuk menyebarkan informasi ini. “Dari Adkesma BEM nantinya kita minta tolong untuk bantu share ke Maba-Maba di fakultas dan Prodi mereka,” jelas Ummu (14/8). Penyebaran juga dilakukan melalui akun Instagrammilik Komadiksi UNS, yaitu ‘komadiksiuns’, kemudian di-repost oleh ‘hallo_uns’ yang dikelola oleh Adkesma BEM UNS.
Error-nya website KIP-K akibat peretasan PDNS 2 ini pada akhirnya membuat proses verifikasi dan pengumuman penerima beasiswa KIP-K menjadi lebih lambat. “Menurut saya, mungkin akan lebih lambat lagi karena ini reclaim-nya sampai akhir Agustus,” jelas Ana (7/8). Setelah proses reclaim selesai, masih akan dilakukan proses sinkronisasi lagi oleh pihak UNS kira-kira pada September, dilanjutkan verifikasi dokumen-dokumen pendaftar untuk menentukan apakah para pendaftar tersebut benar-benar layak mendapatkan beasiswa ini.
Pihak Komadiksi dan Kemahasiswaan UNS berharap pemerintah dapat lebih berhati-hati dan memperhatikan keamanan data negara agar hal seperti peretasan ini tidak terulang. “Harapannya buat Pemerintah, pastinya harus hati-hati untuk melakukan maintenance terkait dengan data nasional,” pungkas Ana (7/8). Komadiksi juga berharap kerja samanya dengan Adkesma BEM UNS bisa tetap terjalin dengan baik sehingga informasi-informasi untuk Maba bisa tersebarluaskan dengan masif.
_Renggani_Dyah
