Shraddha: Pentas Penyutradaraan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selasa (17/12/2024) mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNS angkatan 2022 menggelar pentas penyutradaraan guna memenuhi mata kuliah penyutradaraan. Pentas yang dihadiri oleh kurang lebih 350 orang ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak atas penampilan yang luar biasa.

            Shraddha merupakan nama yang diangkat dalam pentas penyutradaraan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2022. Shraddha sendiri memiliki makna dedikasi, kepercayaan, serta penghormatan terhadap seni peran. Sesuai dengan namanya, diharapkan pesan moral dari naskah dapat tersampaikan. Pentas Shraddha ini dipersembahkan oleh mahasiswa semester 5 sebagai penugasan akhir semester mata kuliah penyutradaraan.

Pentas penyutradaraan tahun ini menampilkan dua naskah, yaitu “Seruan dari Tanah Leluhur” yang diadaptasi dari naskah “Anak Rantau” karya Dian Tri Lestari dan “Bunga Semerah Darah” karya W.S. Rendra. Naskah pertama menceritakan ketimpangan dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat, sedangkan naskah kedua menceritakan tentang seorang anak yang telah lama tinggal di luar negeri hingga lupa dengan jati diri bangsa. “Naskah pertama mengambil kisah dari kesenjangan sosial di masyarakat. Kemudian untuk naskah kedua mengangkat masalah berkaitan dengan seorang cerdas piawan yang sekolah di luar negeri, namun ketika pulang lupa akan identitas bangsanya,” ungkap Agung selaku Pimpinan Produksi (17/12).

Agung, mengungkapkan bahwa latihan dan persiapan untuk Pentas Shraddha ini dilakukan sekitar 3 bulan. Cuaca menjadi tantangan utama dalam menjalankan proses latihan tersebut. “Karena cuacanya hujan ya, banyak aktor dan tim yang sakit,” jelas Faizah selaku pemeran dalam pentas (17/12). Ia juga menambahkan pentingnya menjaga komunikasi agar tidak terjadi kesalahan monitoring.

Penyelenggaraan pentas tersebut tidak terlepas dari keterlibatan pihak internal maupun eksternal yang menyukseskan acara hingga berhasil menjual habis 350 tiket. “Yang terlibat seluruh mahasiswa aktif dari angkatan 2022, beberapa dari angkatan 2023, 2024, bahkan dari luar Bastind,” jelas Agung (17/12). Berkat adanya bonding dari beberapa pihak mampu menyuguhkan dua penampilan berbeda yang memberi daya tarik tersendiri bagi penonton “Walaupun ada dua naskah, tapi menampilkan dua hal yang berbeda. Terus alurnya tidak tertebak,” ujar Nela selaku penonton dari Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2023 (17/12).

Harapan demi harapan juga diungkapkan oleh pimpinan produksi dan pemain. “Harapannya, sebagai proyek terakhir semoga bisa lebih guyub rukun lagi antar mahasiswa, antar angkatan juga,” ujar Agung (17/12). Ia merasa senang dan bangga karena perjuangan dan peran teman-teman produksi hingga artistik. Harapan lain juga diungkapkan oleh Faizah selaku aktor yang berperan sebagai Bude di naskah kedua. “Semoga pentas penyutradaraan di tahun 2025 besok sukses. Jaga kesolidan, kekompakan, komunikasinya, serta yang utama adalah kesehatan,” (17/12).

_Anya_Salma

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *