Aku telah mencatat ribuan langkah,menapaki jalan yang luruh oleh harap,menganyam mimpi dari serpihan luka,namun asa, selalu patah di tengah doa.
Setiap senyuman yang kusemai,merekah menjadi duri yang melukai,setiap pelukan yang kutitipkan,menghilang bersama janji yang dikhianati.
Aku,
adalah rumah kosong di ujung senja,pintu-pintunya berderit,gentengnya bocor oleh hujan kenangan,tak ada yang berani mengetuk,dan aku pun enggan membuka.
Bukan karena benci,bukan karena lupa caranya bermimpi,tetapi karena terlalu sering runtuh,pada cinta yang hanya setengah tiba.
_sila
