Sabtu, 14 Desember 2024 Prodi Pendidikan Bahasa Jawa (PBJ) UNS melaksanakan Gelar Seni ke-12. Prodi Pendidikan Bahasa Jawa menampilkan pertunjukan ketoprak di Teater Arena Taman Budaya, Jawa Tengah.
Gelar seni ke-12 yang menampilkan pertunjukan ketoprak dengan judul “Gembuleng Surya Wilwatikta” dimulai pada pukul 19.00 WIB hingga 23.00 WIB. Ketoprak merupakan seni pertunjukan tradisional dari Jawa yang menggabungkan unsur drama, musik, dan tari. Sebelum pertunjukan ketoprak dimulai, empat mahasiswi PBJ menarikan Tari Gambyong. Acara ini dimeriahkan oleh keluarga besar Prodi Pendidikan Bahasa Jawa dan beberapa mahasiswa UNS. Menurut Yuda, selaku pemimpin produksi gelar seni ke-12, diadakannya gelar seni setiap akhir tahun ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan kebudayaan Jawa. “Diadakan sebagai salah satu bentuk untuk melestarikan kebudayaan Jawa, salah satunya yaitu ketoprak. Acara ini juga bisa menjadi sebuah tempat silaturahmi,” ujar Yudha (15/12).
Pementasan gelar seni ke-12 yang dibawakan oleh mahasiswa mahasiswi dari Prodi Pendidikan Bahasa Jawa ini disiapkan dengan matang selama 5 bulan. Sutradara sekaligus penulis naskah gelar seni ke-12, M. Aziz, menyatakan bahwa lakon“Gembuleng Surya Wilwatikta” diambil dari naskah asli pemberontakan Ra Kuti. Sang sutradara yang berasal dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terinspirasi menulis naskah dari pagelaran ketoprak Wahyu Monggolo yang berasal dari Kabupaten Pati. “Kabupaten Rembang itu terkenal sekali dengan adanya grup ketoprak entah itu dari Kabupaten Pati, Blora dan juga dari Kabupaten Rembang sendiri. Nah disitu saya terinspirasi dari salah satu ketoprak,” tutur Aziz (15/12).
Zahrir, mahasiswa Teknologi Pendidikan, sebagai penonton ia merasa sangat terhibur dengan adanya pertunjukan ketoprak yang diadakan oleh PBJ. “Dari segi naskah, pemeran, semuanya sangat bagus sekali. Dikemas dengan baik,” tutur Zahrir (14/12) saat diwawancarai.
Edi selaku pemeran dari Ra Wedeng, berkata bahwa pementasan yang dibawakannya harus dapat menjadi tuntunan untuk para penonton. Hal yang serupa juga dituturkan oleh Yuda dan Aziz, bahwa mereka berharap semoga tontonan tersebut akan menjadi tuntunan dari adik-adik atau masyarakat umum.
_Renggani
