Budaya Luar Masuk, AIESEC 2024 Membuka Mata Masyarakat

Pada Sabtu, 27/01/2024 mahasiswa AIESEC (International Association of Student in Economic and Commercial Sciences) UNS mengadakan acara Global Village bertemakan “Cultural Odyssey : Where Tradition Takes Flights”.

Acara yang digelar oleh AIESEC ini dihadiri oleh beberapa negara. “AIESEC ini akan berbeda-beda menurut berbagai sudut pandang, namun menurut kami AIESEC adalah tempat berkumpulnya berbagai negara dengan memperkenalkan budaya masing-masing diantaranya ada dari Siria, Yaman, Cina, Timur Leste, Nigeria, dan bahkan Indonesia yang turut meramaikan acara ini. Selain itu, peserta juga bisa saling sharing tentang kebudayaan mereka”, ucap Gio selaku ketua panitia.

Acara ini dilaksanakan dari sore hingga malam hari di Balai Kota Surakarta. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk membuka mata masyarakat sekitar bahwa ada banyak sekali budaya luar yang mesti diketahui, seperti cara meminum kopi dari berbagai negara, gaya hidup, dan lain-lain. Selain itu, dengan diadakan acara ini diharapkan dapat menetralisir stigma-stigma negatif terhadap budaya luar.

AIESEC pada tahun ini jauh berbeda dengan AIESEC tahun 2023. “Pada tahun lalu AIESEC dilaksanakan secara sederhana bahkan online dengan jumlah peserta yang kurang banyak dikarenakan kurangnya persiapan matang oleh anggota AIESEC, namun pada tahun ini kita sukses melaksanakan secara offline dan dihadiri oleh kurang lebih dua ratus lima puluh orang”, ucap Gio selaku ketua panitia.

Selain mengenalkan budaya dari berbagai daerah, AIESEC juga memberikan kesempatan untuk menunjukkan penampilan khas dari negara-negara lain. Beberapa negara menampilkan tarian yang identik dengan negara mereka, ada juga yang menampilkan nyanyian, bahkan memperagakan pemimpin mereka.

“Penampilan paling seru dari negara Yaman, sih. Menurut kita karena mereka sangat welcome dan tarian mereka juga asik”, ucap Tania sebagai peserta.

Namun, dibalik suksesnya AIESEC 2024 ini ada peserta yang mengungkapkan bahwa acara ini kurang persiapan. “Kesannya malah acaranya terlalu molor, panitia yang kurang interaktif dengan negara luar, bahkan di rundown jam tiga di mulai tapi sampai sini banner saja belum dipasang”, ucap Tata sebagai peserta dari Universitas Diponegoro. Maka dari itu, peserta maupun panitia berharap, “Semoga kedepannya acara ini bisa lebih banyak mengundang berbagai negara-negara maju, acara tidak terlalu molor, semakin banyak peminat, serta volunteer-nya lebih banyak lagi”, ujar Aufi selaku panitia.

Salma_

Wasila_

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *