Mahasiswa Solo Kritik Sistem Pendidikan dalam Aksi Kamisan

Kamis (15/05/2025) – Mahasiswa dan aktivis Solo menggelar Aksi Kamisan di Tugu Gladak untuk menyoroti masalah pendidikan, mulai dari ketidakadilan sistem hingga intervensi militer di kampus.

Aksi Kamisan Solo kembali digelar pada Kamis (15/05) pukul 16.30 WIB di Tugu Gladak, Surakarta. Mengusung tema “Wujudkan Pendidikan Berbasis Kerakyatan”, latar belakang tema tersebut bersamaan dengan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional. Aksi Kamisan ini menjadi wadah bagi mahasiswa dan masyarakat untuk menyampaikan kritik terhadap sistem pendidikan Indonesia. Kegiatan ini melibatkan mimbar bebas, orasi puisi, dan perpustakaan jalanan, dengan fokus pada isu pendidikan yang dinilai semakin tidak berpihak pada rakyat. Sam salah satu agitator aksi, dari FISIP UNS menegaskan bahwa pendidikan saat ini hanya menguntungkan kaum elit dan mengabaikan hak-hak dasar masyarakat. “Pendidikan seharusnya mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Sistemnya cacat, guru tidak diberdayakan, dan siswa menjadi korban,” ujar Sam (15/05).

Reva Inowijaya dari BEM UNS menambahkan bahwa kebijakan seperti PTN-BH justru mengkomersialisasi pendidikan. “PTN-BH memberi kampus kebebasan untuk mencari profit, tetapi mahasiswa dari kalangan kurang mampu semakin terpinggirkan. Ini bertentangan dengan semangat mencerdaskan bangsa,” tegas Reva (15/05). Fenomena TNI masuk kampus juga menjadi sorotan, dengan tuduhan bahwa hal tersebut membatasi kebebasan akademik dan membungkam suara kritis mahasiswa. Surya Agritama, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS, menyatakan, “TNI adalah lembaga represif. Kehadiran mereka di kampus hanya akan mematikan ruang demokrasi,” ungkap Surya (15/05).

Aksi ini juga menyoroti kebijakan efisiensi anggaran pendidikan di bawah rezim Prabowo-Gibran yang dinilai memangkas hak rakyat atas pendidikan berkualitas. “Pendidikan dijadikan nomor dua setelah pertahanan, padahal itu bertentangan dengan konstitusi,” kata Reva (15/05). Peserta aksi berharap pemerintah segera meninjau ulang kebijakan pendidikan dan memprioritaskan kepentingan rakyat. Meski tidak ada respons langsung dari pemerintah, aksi ini berhasil menarik perhatian masyarakat dan media. Para peserta berkomitmen untuk terus menyuarakan kritik melalui Aksi Kamisan secara rutin. Sehingga, masyarakat yang ingin terlibat dan mengetahui lebih lanjut dapat mengikuti kanal media sosial @aksikamisansolo.

_Aghna_Riana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *