Mahasiswa Universitas Sebelas Maret peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Asistensi Mengajar 1426 Pradiptakarsa, berkontribusi aktif dalam peningkatan literasi dan numerasi siswa SD Kanisius Pucangsawit melalui serangkaian kegiatan kreatif seperti waktu baca harian, pengadaan buku bacaan, hingga pembelajaran matematika berbasis kehidupan sehari-hari.
Dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pendidikan dasar, mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui skema Asistensi Mengajar Kelompok 1426 Pradiptakarsa menginisiasi berbagai kegiatan inovatif untuk meningkatkan literasi dan numerasi siswa di SD Kanisius Pucangsawit, Surakarta. Program ini dilaksanakan selama lima bulan dan menyasar siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.
Salah satu kegiatan dalam peningkatan literasi adalah program “Waktu Baca Harian” yang dilaksanakan secara rutin dua kali dalam seminggu, tepatnya setiap hari Rabu dan Kamis pagi selama 30 menit. Kegiatan ini dirancang untuk menciptakan budaya membaca yang menyenangkan melalui berbagai pendekatan, seperti membaca buku bersama, permainan literasi, hingga pemanfaatan media audio visual berupa penayangan video cerita pendek yang menarik.

Selain itu, para mahasiswa juga mengadakan pengadaan buku bacaan untuk seluruh jenjang kelas. Buku yang disediakan pun sangat variatif, mulai dari dongeng, cerita rakyat, hingga buku penunjang pembelajaran seperti kamus bahasa Inggris, atlas, dan pepak bahasa Jawa. Buku-buku tersebut diharapkan menjadi sumber bacaan yang inspiratif dan mendukung perkembangan kognitif serta budaya literasi siswa di sekolah.
Di sisi lain, dalam upaya meningkatkan kemampuan numerasi, dilakukan kegiatan bertajuk “Matematika Hidup” yang memperkenalkan konsep matematika melalui penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa diajak berhitung, mengukur, dan memecahkan masalah yang relevan dengan konteks nyata sesuai materi yang telah dipelajari di kelas. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali dalam satu semester untuk setiap kelas, disesuaikan dengan durasi program MBKM selama lima bulan. Pelaksanaan dimulai dari kelas 1 pada bulan pertama, dan berlanjut hingga kelas 5 di bulan kelima.
Salah satu bentuk kegiatan “Matematika Hidup” diterapkan di kelas 5 dengan materi bilangan cacah sampai 100.000. Dalam kegiatan ini, siswa berperan sebagai pembeli dan diberikan uang simulasi sebesar Rp100.000 untuk berbelanja makanan yang dijual oleh mahasiswa peserta MBKM yang berperan sebagai pemilik warung. Siswa menghitung total belanja, menentukan uang kembalian, dan mencatat transaksi dalam Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Kegiatan ini dirancang untuk melatih keterampilan berhitung secara kontekstual, sekaligus membiasakan siswa berpikir logis dan mengambil keputusan dalam situasi nyata.

Program ini mendapatkan apresiasi positif dari pihak sekolah, guru, dan siswa karena memberikan pengalaman belajar yang lebih aplikatif dan menyenangkan. “Adanya program ini lumayan membantu anak-anak yang masih kesulitan dalam membaca,” ujar Sugeng, S. Pd. sebagai salah satu guru di SD Kanisius Pucangsawit.
Dengan berakhirnya program MBKM Asistensi Mengajar ini, diharapkan kegiatan-kegiatan yang telah dijalankan dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan program peningkatan literasi dan numerasi yang kreatif. Para mahasiswa menyadari bahwa waktu yang terbatas belum sepenuhnya mampu memberikan perubahan yang signifikan. Namun, berbagai upaya yang telah dilakukan, seperti kegiatan waktu baca harian, pengadaan buku bacaan, dan pembelajaran numerasi berbasis kehidupan nyata, diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membentuk kebiasaan positif siswa dalam belajar.
_Penulis